0

Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan karena sosiologi mengembangkan suatu kerangka pengetahuan yang tersusun dan teruji yang didasarkan pada penelitian ilmiah, dan mendasarkan kesimpulannya pada bukti-bukti ilmiah. Semua jenis prilaku, misalnya prilaku remaja dapat ditelaah secara ilmiah jika kita menggunakan metode ilmiah. Dalam sejarah umat manusia, banyak tindakan yang tidak berdasarkan pengetahuan yang teruji tetapi dikendalikan oleh tradisi, kebiasaan, dan dugaan. Perang Jepang – Rusia ( 1904 – 1905 ) yang berakhir dengan kekalahan Rusia dicetuskan oleh Tsar Nicholas II melalui konsultasi dengan dukun istana Gregory Rasputin. Sampai beberapa waktu berselang hanya sedikit orang yang mau menerima gagasan bahwa kita harus mengetahui dunia ilmah melalui observasi secara ilmiah bukan melalui konsultasi dengan para peramal atau berdasarkan intuisi atau prakiraan sepintas lalu. Sampai sekarang pun masih banyak tindakan penting yang dilakukan orang melalui konsultasi dengan seorang dukun atau paranormal.
Pengetahuan juga berbeda dengan ide (buah pikiran), karena tidak semua ide merupakan pengetahuan. Di dalam sejarah umat manusia banyak tindakan yang menyengsarakan rakyat karena berdasarkan atas ide-ide gila yang dicetuskan oleh para penguasa. Contohnya adalah perintah Kaisar Nero untuk membakar kota Roma yang didasarkan atas ide membangun Roma baru. Ide pemurnian ras Aria oleh Adolf Hitler dengan membantai enam juta orang Yahudi Eropa. Pol Pot telah membantai jutaan orang golongan pelajar karena idenya untuk membangun Kamboja baru. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan adanya ide-ide cemerlang yang mensejahterakan masyarakat, misalnya ide tentang gerakan perjuangan hak asasi orang kulit hitam di AS oleh martin L. King.
Ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat itu timbul karena banyak sekali aspek kehidupan yang masih gelap dan manusia ingin membuka tabir kegelapan tersebut. Akan tetapi, kepuasan yang diperoleh tidak menghentikan kegiatan manusia untuk mengetahui yang lebih dalam lagi. Untuk menemukan sesuatu sebelum sampai pada taraf penggunaan metode penelitian ilmiah, manusia menggunakan berbagai cara yang bersifat spekulatif, untung-untungan, secara kebetulan, mendasarkan pengalaman dan sebagainya. Contoh penemuan penisilin oleh Alexander Fleming.
Secara umum dan konvensional dikenal adanya empat kelompok ilmu pengetahuan ditinjau dari objeknya, yaitu sebagai berikut :
  1. Ilmu matematika, yang terdiri dari aljabar, aritmatika, stereometri, statistik, geometri, kalkulus, dan sebagainya.
  2. Ilmu pengetahuan alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati, seperti biologi maupun yang tidak hayati, seperti fisika dan kimia.
  3. Kelompok ilmu sosial yang menyoroti perilaku manusia seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, tata negara, psikologi, komunikasi, hukum antropologi, sosiologi, geografi, dan srkeologi.
  4. Kelompok ilmu budaya (humaniora) yang terdiri dari ilmu bahasa, filsafat, agama, dan seni.

Dari sudut penerapannya ilmu pengetahuan juga dapat dibedakan atas ilmu pengatahuan murni (pure science). Yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis dan abstrak dan ilmu pengahatuan terapan (applied science) yang juga disebut teknologi. Ilmu pengetahuan murni dapat dipelajari dari buku-buku sedangkan teknologi adalah terapan ilmu pengatahuan murni secara praktis di masyarakat untuk memecahkan permasalahan yang timbul. Contoh-contohnya seperti dalam tabel.
     Ilmu Murni
     Ilmu Terapan
Ekonomi
Perdagangan
Kimia
Farmasi
Zoologi
Peternakan
Botani
Pertanian
Geologi
Pertamabangan
Astronomi
Navigasi
Hukum
Peradilan
Fisika
Teknik

Antara ilmu pengetahuan murni dan terapan (teknologi) ada hubungan saling mempengaruhi. Kemajuan ilmu pengahatuan murni akan mendukung kemajuan dalam bidang teknologi dan sebaliknya, kemajuan dalam bidang teknologi akan memajukan ilmu pengetahuan murni. Ilmu pengetahuan murni terutama bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan  secara abstrak, yaitu untuk mempertinggi mutunya. Sedangkan ilmu pengetahuan terapan bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut di dalam masyarakat.
Selain itu dapat pula dibedakan antara ilmu-ilmu yang teoritis-rasional, mislnya dogmatik seperti hukum, teoriti empiris seperti sosiologi, dan empiris-praktis seperti sosiatri. Cara berfikir induktif-deduktif banyak digunakan oleh ilmu-ilmu yang teoritis-empiris seperti sosiologi. Untuk ilmu-ilmu yang empiris-praktis seperto sosiatri (kesejahteraan sosial) banyak digunakan cara berfikir induktif. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sosiologi dapat diharapkan semakin tanggap dan sensitif terhadap perkembangan di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis dan alternatif menjawab tantangan yang ada. Seperti isu globalisasi yang mencakup demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi, penegakan HAM, pemerintahan yang baik, emansipasi, dan sebaginya. Oleh karena itu, dalam pengajaran sosiologi cara berfikir induktif lebih diutamakan dari pada cara berfikir deduktif.

1.     Konsep dan Definisi sosiologi
Secara etimologis (asal kata) sosiologi berasal dari kata socious dan logos. Socious dari bahasa latin yang artinya teman, sedangkan logos dari bahasa Yunani yang artinya kata, perkataan, atau pembicaraan. Arti harfiah sosiologi adalah mebicarakan, memperbincangkan teman pergaulan. Pengertian tersebut diperluas ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi termasuk rumpun ilmu0ilmu sosial (social science). Sosiologi lahir berkat seorang filosof Perancis yang bernama Auguste Comte ( 1798 – 1857 ) dengan bukunya “Course de Philosophie Positive”. Ia menerangkan pendekatan-0pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan tertentu yang kemudian akan sampai pada tahap terakhir yaitu tahap ilmiah. Auguste Comte disebut “Bapak Sosiologi” karena dialah yang pertama sekali memakai istilah sosiologi, dan mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga ilmu tersebut melepaskan diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19 (1856).
Auguste Comte, lengkapnya Isidore Auguste Marie Francois Xavier adalah filsif dan ilmuwan sosial terkemuka yang sangat berjasa dalam perkembangan ilmu kemasyarakatan atau sosiologi. Comte lahir di kota Montpellier di Perancis Selatan dari keluarga kelas menengah konservatif. Comte menerima didikan ilmiah yang baik di Ecole Polythecnique di Paris, sebuah pusat pendidikan berhaluan liberal. Comte mencetuskan suatu sistem ilmiah yang kemudian melahirkan ilmu pengatahuan baru, yaitu ilmu sosiologi. Pandangan Comte atas sosiologisangat pragamatis. Ia berpendapat bahwa sesungguhnya analisis untuk membedakan “statika” dan “dinamika” sosial, serta analisis masyarakat sebagai suatu sistem yang paling tergantung haruslah didasarkan pada konsensus. Paradigma fungsionalis dan paradigma ilmiah alamiah yang dirumuskan oleh Comte tetap memberi warna menonjol dalam sosiologi dewasa ini.
Seiring dengan perkembangan sosiologi para ahli telah memberikan definifi denagn sudut pandang masing-masing, seperti berikut ini.
(Soerjono Soekanto, 2001:20)

a.       Roucek dan Warren berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan kelompok. Misalnya, interaksi sosial di antara sesama anggota masyarakat RT, RW, dusun, dan negeri.
b.      Pitrim A. Sorokin menyatakan bahw sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
  1. Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala nonsial, seperti pengaruh iklim terhadap watak manusia, dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi penduduk;
  2. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat;
  3. Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial, seperti antara gejala ekonomi dengan agam, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerak masyarakat dengan politik.
c.        Selo Soemardjan dan soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajarari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok yaitu norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, hukum terhadap agama dan sebagainya. Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur sosial.
Selo Soemardjan lahir pada 23 Mei 1915. beliau adalah guru besar fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, pakar ilmu sosiologi dengan reputasi internasional. Soemardjan dilahirkan di Yogyakarta. Stelah menyelesaikan HIS dan MULO di kota kelahirannya, ia meneruskan ke MOSVIA di Magelang (1934) dan Universitas Cornell, Ithaca, New York. Gelar sarjana dan doktor dari perguruan tinggi terkenal ini diraihnya pada tahun 1959. disetai doktornya kemudian diterbitkan dalam bentuk buku dengan judul “Perubahan Sosial di Yogyakarta”. Prof. Dr. Selo Soemardjan menerima tiga satya lencana dari Pemerintah Republik Indonesia. Ia juga menerima penghargaan Groot Officier tingkat Kroonorde dari Belgia tahun 1970.

d.      William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadapinteraksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara perorangan dengan perorangan, perorangan dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
e.       J.A.A.van Doorn dan C.J. Lammars berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersigat stabil.
f.        Auguste Comte, perintis sosiologi berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Artinya, sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud di dalam asosiasi-asosiasi lembaga-lembaga maupun peradaban.
g.       Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmuah tentang masyarakat dan tentang aspek kahidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat” (Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial).

2.     Sifat dan Hakikat Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan sosiologi mempunya sifat dan hakikat. Sifat dan kahikat sosiologi adalah sebagai berikut :
  1. Sosiologi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial yang bersangkut paut dengan gejala-gejala kemasyarakatan.
  2. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang ketegoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
  3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni, karena bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, bukan ilmu pengatahuan terapan atau terpakai.
  4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
  5. Sosiologi bertujan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia dan perihal sifat, hakikat, isi, dan struktur masyarakat manusia.
  6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang dipergunakannya.
  7. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang umumnya dan bukan merupakn ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya, sosiologi mengamati dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.
Sehubungan dengan sifat hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan murni, maka tidaklah harus diartikan bahwa sosiologi tidak dapat menyumbangkan ilmu untuk kepentingan masyarakat. Sosiologi dapat saja diaplikasikan oleh ilmu terapan lain, misalnya jurnalistik,administrasi, diplomasi, dan pekerjaan sosial.
Suatu ilmu pengetahuan murni berarti terlepas dari kegunaan praktis secara langsung. Kecnderunga ini dinilai oleh Alfin L Bertrand karena mempunyai alasan berikut.
a.       Untuk menghindarkan diri terhadap penyelewengan ilmiah (yang dapat terjadi bila ilmu-ilmu itu dipakai oleh seseorang) dengan mempelajari pemecahan masalah-masalah praktis.
b.      Untuk mengelak dari tekanan di tunjukan kepada para ahlinya untuk memberikan jawaban pemecahan terhadap masalah-masalahyang sulit.
Sebagai ilmu sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut.
            Suatu ilmu pengetahuan murni berarti terlepas dari kegunaan praktis secara langsung. Kecenderungan ini dinilai olevh Alvin L. Bertrand karena mempunyai alasan berikut.
  1. Untuk menghindari diri terhadap penyelewengan ilmiah (yang dapat terjadi bila ilmu-ilmu itu dipakai oleh seseorang) dengan mempelajari pemecahan masalah-masalah praktis.
  2. Untuk mengelak dari tekanan yang ditujukan kepada para ahlinya untuk memberikan jawaban pemecahan terhadap masalah-masalah yang sulit.
Sebagai ilmu sosial yang objeknya masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama yaitu sebagai berikut :
  1. Sosiologi bersifat empiris karena didasrkan oleh pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
  2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosioligi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
  3. Sosiologi bersifat kumulatif yang beratrti bahwa teori-teori yang sudah ada sebelumnya yang diperbaiki, diperluas, serta diperdalam.
  4. Sosiologi bersifat no-netis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

3. Objek Studi Sosiologi
Objek studi dari sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses-proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan antar manusia tersenut. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat adalah sebagai berikut.
a.         Sejumlah manusia yang hidup bersama, dan berinteraksi sosial secara berksinambungan, mempunya perasaan identitas bersama, tujuan bersama dan sistem norma.
b.        Merupakan satu kesatuan.
c.         Merupakan suatu sistem hidup bersama yang berkebudayaan dan ada ikatan kelompok dan lokalitas tertentu.
Istilah masyarakat, berasal dari akar kata Arab “syaraka” yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata latin socius, yang beratrti kawan.
Ada beberapa sarjana yang memberikan definisi tntang masyarakat, antara lain sebagai berikut.
  1. Koentjaraningrat menyatakan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
  2. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
  3. J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
  4. Ralph Linton menyebutkan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri sendiri dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
  5. Mac Iver dan Page mengatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakt selalu berubah.
  6. M.J. Herskovitas mengemukakan bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
  7. Emile Durkhein berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antar anggota sehingga menampilkan suatu realitas tertentu yang mempunyai ciri-ciri sendiri.

Post a Comment

 
Top