Putri Cinderella pastinya nama sang Putri Sepatu Kaca ini tidak asing
lagi ditelinga kita. Dongeng cinderella ini semakin terkenal dan menjadi
legenda dikalangan masyarakat manapun, baik di indonesia maupun diluar negeri. Cerita
Putri cinderella memang memiliki makna yang mendalam dan romastis,dimana
juga mengajarkan kepada anak kita untuk memiliki hati yang baik dan hati yang
memaafkan kakak-kakaknya walaupun sering sekali melukai hati cinderella. Cerita
inipun menjadi terkenal bahkan kita banyak menemukan serial film cinderella dan
seorang pangeran yang baik hati.
Dongeng
cinderella ini juga banyak ditemui ditoko buku manapun sebagai
Dongeng pengantar tidur anak kita. Sekaligus kita sebagai orang tua mengajarkan
tentang kebaikan Putri cinderella ke anak anak kita. Sifat yang bisa kita
ajarkan dari sang Putri cinderella yaitu sifat rendah hati, tidak sombong dan
tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Memang dari beberapa cerita dan makna Dongeng cinderella ini
hampir menyerupai Dongeng bawang merah dan bawang putih, tapi Cerita Putri
cinderella ini lebih terkesan karena selain mendidik anak juga ada unsur
romatic-nya. Nah untuk lebih lengkapnya lagi silahkan baca Cerita Putri
cinderella dengan Sepatu kacanya berikut ini:
Cinderella adalah seorang anak perempuan yang cantik dan baik hati. Ia
tinggal bersama ibu dan kedua kakak tirinya, karena orangtuanya sudah meninggal
dunia. Di rumah tersebut ia selalu disuruh mengerjakan seluruh perkerjaan
rumah. Ia selalu dibentak dan hanya diberi makan satu kali sehari oleh ibu
tirinya. Kakak-kakaknya yang jahat memanggilnya “Cinderela”.
Cinderela artinya gadis yang kotor dan penuh dengan debu. “Nama yang
cocok buatmu !” kata mereka. Setelah beberapa lama, pada suatu hari datang
pengawal kerajaan yang menyebarkan surat
undangan pesta dari Istana. “Asyik! kita akan pergi dan berdandan
secantikcantiknya. Kalau aku jadi putri raja, ibu pasti akan gembira”, kata
mereka. Hari yang dinanti tiba, kedua kakak tiri Cinderela mulai berdandan
dengan gembira.
Cinderela sangat sedih sebab ia tidak diperbolehkan ikut oleh kedua
kakaknya ke pesta di Istana. “Baju pun kau tak punya, apa mau pergi ke pesta
dengan baju sepert itu?”, kata kakak Cinderela. Setelah semua berangkat ke
pesta, Cinderela kembali ke kamarnya. Ia menangis sekeraskerasnya karena
hatinya sangat kesal. “Aku tidak bisa pergi ke istana dengan baju kotor seperti
ini, tapi aku ingin pergi..” Tidak berapa lama terdengar sebuah suara.
“Cinderela, berhentilah menangis.” Ketika Cinderela berbalik, ia melihat
seorang peri. Peri tersenyum dengan ramah. “Cinderela bawalah empat ekor tikus
dan dua ekor kadal.”
Setelah semuanya dikumpulkan Cinderela, peri membawa tikus dan kadal tersebut
ke kebun labu di halaman belakang. “Sim salabim!” sambil menebar sihirnya,
terjadilah suatu keajaiban. Tikustikus berubah menjadi empat ekor kuda, serta
kadalkadal berubah menjadi dua orang sais.
Yang terakhir, Cinderela
berubah menjadi Putri yang cantik, dengan memakai gaun yang sangat indah.
Karena gembiranya, Cinderela mulai menari berputar-putar dengan sepatu kacanya
seperti kupu-kupu. Peri berkata, “Cinderela, pengaruh sihir ini akan lenyap
setelah lonceng pukul dua belas malam berhenti. Karena itu, pulanglah sebelum
lewat tengah malam. “Ya Nek. Terimakasih,” jawab Cinderela. Kereta kuda emas
segera berangkat membawa Cinderela menuju istana. Setelah tiba di istana, ia
langsung masuk ke aula istana. Begitu masuk, pandangan semua yang hadir tertuju
pada Cinderela. Mereka sangat kagum dengan kecantikan Cinderela. “Cantiknya
putri itu! Putri dari negara mana ya ?” Tanya mereka.
Akhirnya sang Pangeran datang menghampiri Cinderela. “Putri yang cantik,
maukah Anda menari dengan saya ?” katanya. “Ya!,” kata Cinderela sambil
mengulurkan tangannya sambil tersenyum. Mereka menari berdua dalam irama yang
pelan. Ibu dan kedua kakak Cinderela yang berada di situ tidak menyangka kalau
putri yang cantik itu adalah Cinderela. Pangeran terus berdansa dengan
Cinderela. “Orang seperti andalah yang saya idamkan selama ini,” kata sang
Pangeran. Karena bahagianya, Cinderela lupa akan waktu. Jam mulai berdentang 12
kali. “Maaf Pangeran saya harus segera pulang..,”. Cinderela menarik tangannya
dari genggaman pangeran dan segera berlari ke luar Istana. Di tengah jalan,
sepatunya terlepas sebelah, tapi Cinderela tidak memperdulikannya, ia terus
berlari.
Pangeran mengejar Cinderela, tetapi ia kehilangan jejak Cinderela. Di
tengah anak tangga, ada sebuah sepatu kaca kepunyaan Cinderela. Pangeran
mengambil sepatu itu. “Aku akan mencarimu,” katanya bertekad dalam hati.
Meskipun Cinderela kembali menjadi gadis yang penuh debu, ia amat bahagia karena
bisa pergi pesta. Esok harinya, para pengawal yang dikirim Pangeran datang ke
rumah-rumah yang ada anak gadisnya di seluruh pelosok negeri untuk mencocokkan
sepatu kaca dengan kaki mereka, tetapi tidak ada yang cocok. Sampai akhirnya
para pengawal tiba di rumah Cinderela. “Kami mencari gadis yang kakinya cocok
dengan sepatu kaca ini,” kata para pengawal. Kedua kakak Cinderela mencoba
sepatu tersebut, tapi kaki mereka terlalu besar. Mereka tetap memaksa kakinya
dimasukkan ke sepatu kaca sampai lecet.
Pada saat itu, pengawal melihat Cinderela. “Hai kamu, cobalah sepatu
ini,” katanya. Ibu tiri Cinderela menjadi marah,” tidak akan cocok dengan anak
ini!”. Kemudian Cinderela menjulurkan kakinya. Ternyata sepatu tersebut sangat
cocok. “Ah! Andalah Putri itu,” seru pengawal gembira. “Cinderela, selamat..,”
Cinderela menoleh ke belakang, peri sudah berdiri di belakangnya. “Mulai
sekarang hiduplah berbahagia dengan Pangeran. Sim salabim!.,” katanya. Begitu
peri membaca mantranya, Cinderela berubah menjadi seorang Putri yang memakai
gaun pengantin. “Pengaruh sihir ini tidak akan hilang walau jam berdentang dua
belas kali”, kata sang peri. Cinderela diantar oleh tikus-tikus dan burung yang
selama ini menjadi temannya. Sesampainya di Istana, Pangeran menyambutnya sambil
tersenyum bahagia. Akhirnya Cinderela menikah dengan Pangeran dan hidup
Berbahagia untuk selamanya. Dan kemudian si kakak-kakak Cinderella bersikap
baik dengan Cinderella karena dia sekarang sang putri yang cantik. Di cerita
Cinderella tersebut si putri sama sekali tidak menyimpan dendam dengan
kakak-kakaknya dan menerima kakaknya walaupun sering disakiti
Post a Comment
Post a Comment