1.
Industri Pariwisata
1.1.Istilah Industri
Pariwisata
Istilah industri
pariwisata mungkin terasa sebagai sebutan yang agak aneh. Hal ini disebabkan
pengertian kita yang klasik tentang industry, yang senantiasa berarti suatu
proses produksi barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Pengaruh
pengertian klasik ini membuat kebanyakan orang bila mendengar kata industry,
terus terbayang bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya dan cerobong asap
yang membubung tinggi.
Pariwisata sebagai
industry baru dikenal di Indonesia setelah instruksi Presiden RI No. 9 Tahun
1969, dimana pada bab 2 pasal 3 disebutkan, “usaha-usaha pariwisata di
Indonesia bersifat suatu pengembangan industry pariwisata dan merupakan bagian
dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan
Negara”. Dengan keluarnya Inpres tersebut, istilah industry pariwisata semakin
memasyarakat. Istilah industry pariwisata dalam literature kepariwisataan luar
negeri dalam bahasa inggris disebut tourist industry or travel industry.
1.2.Pariwisata sebagai salah satu industry
Mendesaknya kebutuhan
dalam kehidupan ekonomi modern telah membangkitkan begitu kompleksnya bidang
produksi dan begitu bervariasinya aktivitas produksi sehingga pengertian kita
mengenai apa yang dimaksud dengan industry dalam defenisi klasik harus ditinjau
kembali. Suatu produksi apakah dapat dijamah atau tidak dapat dijamah bila
dapat memenuhi kebutuhan tertentu manusia, haruslah dianggap sebagai suatu
produksi industry.
Jika serangkaian suatu
produk yang dihasilkan oleh berbagai badan usaha dan organisasi kerja
menunjukkan secara khusus bahwa fungsi mereka di dalam kehidupan ekonomi, maka
badan usaha dan organisasi tersebut harus dianggap sebagai suatu kesatuan
industry.
Uraian diatas sejalan
dengan batasan industry yang dikemukakan para ahli dewasa ini. Para ahli
umumnya memberi batasan industry sebagai berikut :
1.
Industry
adalah suatu kelompok badan usaha yang menghasilkan baran gatau jasa tertentu.
2.
Industry
adalah segala usaha yang bertujuan untuk menghasilkan barang-barang atau jasa.
3.
Industry
adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang mempunyai proses yang sama
untuk menghasilkan barang atau jasa-jasa.
Produksi pariwisata
sebagai salah satu industry berbeda dengan produksi industry biasa yang dapat
dilihat dan dipindahkan. Ia hanya merupakan rangkaian jasa yang tidak hanya
mempunyai segi-segi ekonomis, tetapi juga bersifat social, psikologi dan
alamiah. Dapat kita bayangkan betapa banyaknya jasa-jasa yang dibutuhkan
wisatawan semenjak ia berangkat dari rumah, selama dalam perjalanan, selama
berada di tempat obyek wisata hingga ia kembali ke rumah.
Jasa-jasa yang dibuthkan
wisatawan ini tidak mungkin dapat dihasilkan atau dilayani oleh satu perusahaan
saja. Sudah pasti harus dihasilkan atau dilayani ileh beberapa perusahaan yang
berbeda fungsi dan proses pemberian pelayanannya. Setiap kali kegiatan
kepariwisataan maka akan selalu ada permintaan akan jasa-jasa pelayanan dari
perusahaan. Gelaja ini akan berlangsung terus-menerus.
Proses dari gejala
kebutuhan sebagai akibat adanya permintaan akan pelayanan jasa-jasa dari
berbagai bidang usaha yang secara bersama-sama untuk menenuhi kebutuhan
wisatawan maka dapat kita sebut pariwisata sebagai salah satu industry.
1.3. Pengertian
industry pariwisata
Kita telah mengetahui
bahwa kebutuhan wisatawan ini dilayani oleh beberapa perusahaan yang berbeda
fungsi dan proses pelayanannya. Perusahaan-perusahaan yang dimaksud ialah
perusahaan biro perjalanan, perusahaan angkutan, perusahaan penginapan,
perusahaan bar dan yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan.
Keseluruhan perusahaan
inilah yang disebut industry pariwisata. Dari uraian diatas dapatlah dibuat
batassan industry pariwisata sebagai berikut, industry pariwisata adalah
kumpulan dari berbagai ragam bidang usaha yang secara bersama-sama bertujuan untuk
memproduksi barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan semenjak ia
berangkat dari rumah, selama dalam perjalanan, selama berada di tempat objek
wisata hingga kembali ke rumah.
1.4.Syarat-syarat pariwisata sebagai salah satu industry
Pariwisata baru dapat dikatakan
sebagai salah satu industry apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
Ada
aktivitas wisatawan yang menciptakan permintaan akan pelayanan perusahaan
secara berkesinambungan.
2.
Ada
beberapa ragam bidang usaha yang berbeda fungsi namun saling melengkapi untuk
melayani kebutuhan wisatawan.
3.
Ada
proses produksi dari perusahaan sebagai akibat adanya permintaan dari
wisatawan.
1.5.Peranan industry pariwisata dalam pembangunan nasional
1. Segi Ekonomi
-
Meningkatkan
pendapatan masyarakat di tempat tujuan wisata melalui pengeluaran-pengeluaran
yang dibelanjakan para wisatawan.
-
Memperbesar
penerimaan devisa Negara dan memperbaiki neraca pembayaran.
-
Meningkatkan
pendapatan daerah dan pusat melalui pajak-pajak dari perusahaan yang berkaitan
dengan pariwisata, bea cukai dan retribusi.
-
Meningkatkan
kegiatan penanaman modal dalam negeri dan modal asing yang langsung berhubungan
dengan pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan.
-
Merangsang
tumbuhnya sector-sektor ekonomi lain seperti usaha peternakan, perkebunan,
industry kerajinan dan lain-lain.
2. Segi Sosial
-
Menciptakan
dan memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
-
Meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan social masyarakat.
-
Memperluas
cakrawala pandangan terhadap nilai-nilai kehidupan yang dibawa wisatawan.
-
Menimbulkan
sikap toleransi dalam pergaulan dengan orang asing sekaligus memperkuat
nilai-nilai kepribadian sendiri (tradisi).
3. Segi Budaya
-
Merangsang
perhatian masyarakat terhadap peningkatan pendidikan, pengetahuan, kecerdasan
masyarakat dan nilai budaya sendiri.
-
Dapat
memperkenalkan budaya kita kepada wisatawan asing.
-
Mendorong
pengembangan, pelestarian nilai-nilai budaya melalui kegiatan menghidupkan
kembali kumpulan-kumpulan seni budaya tradisional dan sarasehan-sarasehan.
2.
Perkembangan Industri Pariwisata
2.1.Faktor pendorong perkembangan industry pariwisata
a. Keunikan dari alam, sejarah, kebudayaan dan keindahan daerah objek wisata
Keunikan yang akan ditawarkan suatu
daerah akan mengiring orang kedalam suatu bentuk penjelajahan, petualangan dan
penemuan baru. Keunikan bias bersifat alamiah, buatan manusia atau bersifat
manusiawi. Bersifat alamiah, misalnya panorama yang indah, iklim, fauna dan
flora, tata letak tanah, pantai berpasir, ombak lautan, cuaca, gua lembah,
sungai, air terjun dan lain-lain.
Bersifat buatan manusia misalnya
berupa peninggalan sejarah seperti candi, prasasti, makanan, monument raja,
bangunan rumah adat, bangunan rumah ibadah, karya-karya seni. Sedangkan yang
bersifat manusiawi misalnya tata krama, tarian, sandiwara, music, upacara adat
dan upacara yang bersifat sacral.
b. Pertambahan waktu luang
Dengan adanya kesadaran memberi waktu
berlibur akan menambah produktivitas para pekerja dan meningkatnya jaminan
social yang mengatur hak-hak untuk berlibur serta memperoleh biaya liburan di
Negara-negara maju mengakibatkan maraknya pariwisata sebagai industry
tersendiri.
c. Perkembangan teknologi
Teknologi yang maju pesat baik dalam
bidang transportasi, informasi dan komunikasi akan membuat dunia terasa sempit,
sehingga wisatawan dengan mudah bepergian kemana-mana tanpa ada rasas takut dan
khawatir.
d. Faktor ekonomi dunia yang semakin mantap, peningkatan pendapatan
percapita sangat mendorong perkembangan industry pariwisata.
e. Kebijakan politik pemerintah
Kebijakan politik pemerintah yang
menciptakan iklim usaha, berupa pemberian ijin suaha, penurunan pajak usaha,
kemudahan keimigrasian atau birokrasi, pembangunan sarana dan prasarana
kepariwisataan. Disamping itu perlu secara terpadu promosi untuk memperkenalkan
objek wisata, penawaran barang dan jasa dengan mutu terjamin, pengisian waktu
dengan atraksi-atraksi menarik, pemandu wisata yang cakap dan kondisi
kebersihan dan kesehatan lingkungan hidup.
2.2.Faktor penghambat perkembangan industry pariwisata
a. Tingkat kesadaran masyarakat masih rendah
Kenyataan menunjukkan tingkat kadar
pemahaman sadar wisata masih perlu ditingkatkan. Kadangkala dalam melayani
keperluan wisatawan yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata baik oknum
petugas karyawan industry pariwisata dan masyarakat belum menunjukkan sikap
sebagai tuan rumah yang baik.
Keluhan dan rasa kecewa sering
dilontarkan wisatawan atas perilaku dan palayanan yang kurang baik yang mereka
alami sewaktu berwisata.
b. Prasangka negative terhadap wisatawan
Masih terdapat pada sebagian
masyarakat yang belum menerima kehadiran wisatawan mananegara, karena
menganggap akan merusak kebudayaan, keindahan alam, nilai-nilai agama,
nilai-nilai pergaulan hidup bahkan kekhawatiran ketularan penyakit.
c. Kurang koordinator antara instansi dalam hal penggalangan sadar wisata
Seringkali ada perasaan antar
instansi bahwa tanggung jawab penggalangan sadar wisata hanya pada Direktorat
Jenderal Pariwisata saja.
Hal ini berarti, harus ditumbuhkan
sadar wisata di kalangan industry pariwisata dan kalangan pejabat instansi yang
terkait dan masyarakat pada umumnya.
d. Mutu produk industry pariwisata sangat rendah.
Bila dibandingkan dengan
Negara-negara lain, profesionalisme di bidang industry pariwisata sangat
rendah, sehingga pelayanan akan kebutuhan wisatawan masih kurang.
e. Belum ada landasan hokum yang kuat tentang kepariwisataan, yang mengikat
semua sector di bidang usaha kepariwisataan.
Undang-undang pariwisata banyak
memberikan rumusan juridis dan usaha pengelolaan tanpa proaktif memberikan
perlindungan terhadap eksistensi wisatawan sebagai subjek dan komponen/sumber
yang membangun produk wisata itu sendiri.
f.
Promosi pariwisata keluar negeri
masih rendah.
Meningkatkan promosi pariwisata
membutuhkan sumber dana yang besar. Bila dibandingkan dengan negar-negara
ASEAN, Indonesia termasuk paling rendah untuk dana promosi pariwisata keluar
negeri .
Dari beberapa factor penghambat
tersebut diatas, jika dilihat datangnya hambatan dapat disimpulkan dan
dibedakan menjadi :
1.
Hambatan
yang dating dari luar negeri
Factor penghambat pengembangan yang
dating dari luar negeri dapat berupa :
a.
Lemahnya
citra dan promosi diluar negeri, dengan mantapnya keterpaduan upaya promosi.
b.
Persaingan
antar Negara yang semakin kuat, karena belum stategi sebagai berikut :
-
Atraksi,
sarana dan prasarana pariwisata di banyak Negara yang senantiasa dibangun dan
dikembangkan
-
Harga
yang dipasarkan selalu ditekan/diturunkan
-
Kegiatan
promosi dilaksanakan secara besar-besaran, agresif ditunjang fasilitas dan dana
yang memadai.
2.
Hambatan
yang dating dari dalam negeri
a.
Tingkat
kesadaran pariwisata di masyarakat masih rendah.
b.
Adanya
prasangka yang kurang baik terhadap
wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.
c.
Kurang
serasinya koordinasi antar lembaga yang terkait
d.
Belum
kuatnya landasan hokum yang mengatur tentang kepariwisataan yang dapat mengikat
berbagai sector.
Post a Comment
Post a Comment