0

Citizen6, Yogyakarta Sejumlah penelitian membuktikan, penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M Dwyer. 

Hasil penelitian ini antara lain menyebutkan setelah lebih dari tiga hari, pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10 %, pesan audio 10 %, visual 30 % dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80 %. 

Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia yang mengintegrasikan teks, audio, dan visual mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran.

Saat ini sudah mulai menjamur, perangkat lunak (software) multimedia yang menjawab kebutuhan itu. Software pendidikan yang tentunya untuk mendukung pembelajaran sudah mulai banyak dikembangkan, baik yang yang tertutup maupun yang terbuka. 

Dalam rangka mengikuti dan merespon perkembangan ini, program ICT for Education menyelenggarakan pelatihan "Penggunaan Software Pendidikan" (Educational Software Usage Training). 

Program ini merupakan kerja bareng Titian Foundation, Qatar Petroleum (QP) dan Reach Out to Asia (ROTA) dan didukung oleh Kemdikbud, Intel dan Infest. Pelatihan "Penggunaan Software Pendidikan" diselenggarakan selama 3 hari, yakni 19 -21 Maret 2014 di Lab ICT SDN Sampangan Bantul DIY.  Bertindak sebagai trainer adalah tim dari Infest Yogyakarta yang merupakan organisasi pegiat open source

Pelatihan ini diikuti oleh guru yang ditunjuk sebagai ICT Coordinator dari 12 sekolah dasar penerima manfaat program ICT for Education di DIY dan Klaten dan 4 orang fasilitator dari program. 

"Bulan Maret ini bisa dikatakan bulan penuh pelatihan bagi program ICT for Education. Pada tanggal 4-6 Maret kita sudah menyelenggarakan pelatihan Pemeliharaan dan Pemecahan Masalah (Maintenance & Troubleshooting) bagi guru. Kemudian pada11-14 Maret diadakan Pelatihan Sistem Informasi Sekolah (SISFOKOL) bagi staff admin," kata Khusnul Aflah, Manajer Program dalam sesi pembukaan.

Lebih lanjut Aflah menjelaskan perbedaan pelatihan kali ini dengan dua pelatihan sebelumnya, yakni 12 orang guru yang dilatih diwajibkan memberikan pelatihan dengan materi yang sama kepada rekan sejawat di sekolah masing-masing dengan di dampingi oleh 4 orang fasilitator program. Oleh karenanya pelatihan ini merupakan Training of Trainer (TOT). 

Aplikasi Marble dikenalkan juga di hari pertama. Aplikasi ini mengenalkan siswa terhadap peta dunia dalam bentuk globe secara real dan kondisi peta bumi pada jaman sejarah. Pada sesi terakhir di hari pertama, trainer mengenalkan aplikasi Stellarium. Dengan aplikasi ini guru dapat mengajarkan siswa mengenal astronomi, rasi bintang dan posisi kedudukan planet, komet maupun bintang sesuai dengan waktu edarnya. 

Di hari kedua, dikenalkan paket software edukasi GCompriz. Aplikasi GCompriz ini merupakan media pembelajaran lebih kepada daya ingat dan mengolah insting siswa dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah.  

Peserta pelatihan juga dikenalkan Lumbung Sekolah. Seperti makna lumbung yang berarti tempat menyimpan, Lumbung Sekolah merupakan aplikasi file sharing yang telah diinstal pada server di 12 sekolah penerima program. 

Lumbung Sekolah dikemas dengan mengunakan aplikasi own cloud, layanan penyimbanan seperti dropbox dan google drive. Namun, guru maupun warga sekolah yang lain bisa mengakses, mengunduh dan mengunggah berbagi hal ke aplikasi ini secara offline. (mar)

Penulis
Miwahyudi Wandono (Fasilitator Program ICT for Education)
Yogyakarta, masedusmxxx@gmail.com

Post a Comment

 
Top