1. Struktur dan perkembangan tumbuhan :
·
struktur dan perkembangan tumbuhan
terdiri dari sel
·
setiap sel memiliki dinding sel (dinding
selnya terbuat dari selulosa )
·
dinding sel memberi bentuk dan menjaga
bentuk sel
·
sel tumbuhan mengandung kloroplas yg
berfungsi mengumpulkan energi cahaya matahari dan melakukan fotosintesis.
2. Ciri Khas tumbuhan
·
dapat membuat makanan sendiri melalui
proses fotosintesis
·
organ vegetatif primer terdiri dari akar,
batang, dan daun
·
mayoritas tumbuhan berkembang biak dengan
menghasilkan bunga dan buah.
cat : Alga, fungi dan lichen tidak termasuk dalam tumbuhan
walaupun diklasifikasikan dalam kingdom Plantae.
3. Evolusi tumbuhan
- Alga
hijau, merupakan asal mula atau nenek moyan tumbuhan. Tumbuhan ini beradaptasi
dengan perubahan lingkungan setempat sehingga alga dapat betahan
hidup.
- Lumut
Daun< merupakan tumbuhan vaskular kedua yang berkemabang dari alga
hijau.
- Pakis,
Paku Ekor Kuda, Merupakan tumbuhan berbiji pertama
- Konifer,
sikad merupakan golongan gymnospermae serta angiospermae.
4. Struktur Pertumbuhan dan perkemabangan
ü Struktur
: asal usul, bentuk, susunan dan fungsi
ü Pertumbuhan
: Proses kenaikan (pertambanahan volume) yang bersifat irreversible, atau
terjadi karena adanya pertambahan jumlah dan ukuran sel.
ü Perkembangan
: proses perubahan bentuk, struktur dalam, susunan, biokimia, adaptasi
fisiologi dan fungsi.
Perbedaan Pertumbuhan dan perkembangan :
Pertumbuhan :
·
Bersifat kuantitatif (dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka)
·
Terjadi karena pembelahan dan penambahan
mitosis dan penambhan materi
·
Proses pertumbuhan dosertai dengan
terjadinya perubahan bentuk.
Perkembangan :
·
Bersifat kualitatif (tak dapat dinyatakan
dengan angka)
·
Proses Menuju Dewasa
·
Merupakan proses diferensiasi sel
membentuk struktur dan fungsi tertentu.
pertumbuhan
dan perkembangan diawali dengan perkecambahan biji. Perkecambahan diawali
dengan inhibisi air dan aktifitas enzim. Perkecambahan yang letak
kotiledonnya berada di atas permukaan tanah disebut epigeal, sedangakan sebaliknya
disebut hypogeal.
Jaringan Tumbuhan
Tumbuhan tersusun atas berbagai
jaringan. Definisi jaringan adalah sekelompok sel dengan asal-usul,struktur,dan
fungsi yang sama.Jaringan pada tumbuhan dikelompokkan berdasarkan tempatnya
dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan
sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogen,hanya terdiri
dari atas satu tipe sel,sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri
atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim, dan sklerenkim adalah jaringan
sederhana, sedangkan xilem, floem, dan epidermis adalah jaringan rumit.
A. Jaringan Meristem
Meristem adalah jaringan yang
sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus
(bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada tumbuhan.
Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan.
Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas:
a)
meristem
apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta
ujung akar,
b)
meristem
interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara jaringan dewasa,
misalnya pada pangkal ruas batang,
c)
meristem
lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya
kambium dan kambium gabus.
Pada umumnya, sel-sel penyusun
jaringan meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relatif kaya akan
protoplasma. Vakuola sel meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh
protoplasma. Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang belum terdiferensiasi.
Kemampuan jaringan meristem untuk bermitosis secara terus-menerus menyebabkan
tumbuhan dapat bertambah tinggi dan besar. Berdasarkan asal terbentuknya,
jaringan meristem digolongkan menjadi dua, yaitu meristem primer dan meristem
skunder.
Meristem primer berasal dari
jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah secara mitosis dan
menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan sehingga menyebabkan tumbuhan
dapat bertambah tinggi. Meristem primer biasanya terdapat pada ujung (pucuk)
batang dan ujung akar.
Meristem sekunder berasal dari jaringan
dewasa yang sel-selnya telah berkembang lebih lanjut (terdiferensiasi),
biasanya pada tumbuhan dikotil. Dari jaringan meristem sekunder akan
menghasilkan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah
besat misalnya aktivitas kambium pada batang tumbuhan clikotil akan
menghasilkan pembuluh kayu (xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis (floem)
ke bagian luar. Selain itu, terdapat kambium gabus (felogen) yang juga
merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm.
Kambium gabus terdiri atas tiga
bagian yaitu:
1)
felem,
yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel – sel mati
2)
felogen,
yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke luar membentuk felem
3)
feloderm,
yaitu bagian vang dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan jaringan yang
sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup.
B. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan kelompok
sel tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel – sel meristem dan telah
mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi).
Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat meristematik lagi (sel
penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga disebut jaringan permanen.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya,
jaringan dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu:
a. Jaringan Epiderm
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
c. Jaringan Penyokong
d. Jaringan Pengangkut.
a. Jaringan Epidermis
Epidermis merupakan jaringan paling
luar yang menutupi permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah,
biji, batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai
pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran, dan
susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ
tumbuhan.Ciri khas sel epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain
membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.
Dinding sel epidermis ada yang
tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan
tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin.
Seperti kita temukan pada biji dan
daun pinus. Dinding luar sel epidermis biasanva mengandung kutin, yaitu senyawa
lipid yang mengendap di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk
lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar
kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin vang kedap air untuk mengurangi
penguapan air. Beberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah struktur
dan fungsinya diantaranya adalah: stomata (mulut daun) yang berperan
sebagai tempat pertukaran gas dan uap air, trikoma yang berupa tonjolan
epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami penebalan sekunder.
Trikoma ini berperan sebagai kelenjar yang mengeluarkan zat seperti terpen,
garam, dan gula. Rambut akar merupakan tonjolan epidermis akar yang memiliki
dinding sel tipis dengan vakuola besar.
Jaringan epidermis tetap ada
sepanjang hidup organ tertentu vang tidak mengalami penebalan sekunder. Pada
beberapa tumbuhan vang berumur panjang, epidermis digantikan oleh jaringan
gabus, bila batangnya menua.
b. Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel
hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim
mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga
berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa
dapat bersifat meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim
terutama terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah,
dan endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain,
seperti pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim
adalah dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang
memiliki fungsi khusus. Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada
tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim
dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya pada
daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat kloroplas,
yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis,
2) Parenkim Penimbun
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya: pada
empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di
dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau
protein,
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit)
untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya,
4) Parenkim Udara (aerenkim)
Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat sebagai
alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan enceng
gondok
c. Jaringan Penyokong
Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan
terdiri atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini
merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas
satu tipe sel
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup
yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan
bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti
semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian
bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai
sel-sel parenkim. Sel – sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari
kolenkim bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel
kolenkim dibedakan atas:
1)
kolenkim
angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim dengan penebalan dinding
sel pada bagian sudut sel;
2)
kolenkim
lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding selnya membujur;
3)
kolenkim
anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding selnya merata pada bagian
dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel
– selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan sifat elastis.
Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid dan serabut.
Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel – sel pendek, sedangkan
serabut sel – selnya. panjangsklereid berasal dari sel-sel parenkim, sedangkan
serabut berasal dari sel – sel meristem. Sklereid terdapat di berbagai bagian
tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung
kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman
menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem
dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan
mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi
mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks
karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun
atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam
berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu
yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua
kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat
panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas
sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid
tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa
plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat
perforasi pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral pada
trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung
lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun
sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung)
membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa
cincin spiral, atau jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan
jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh
tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
Biologi Perairan
Biologi perairan mencakup
pengetahuan-pengetahuan tentang
macam-macam kehidupan di dalam
air, baik air tawar maupun laut. Ilmu Biologi laut khusus mempelajari
perwilayahan lingkungan laut,
faktor-faktor ekologi utama, flora dan fauna laut
serta interaksinya dan produktifitas hayati laut.
Dikenal sebagai cabang ilmu baru
dalam perikanan adalah
Oseanografi yang menyangkut pembahasan tentang
analisa vektor, sifat-sifat air, arus gelombang, pasang dan turbulensi.
Lebih lanjut Oseanografi membahas
tentang teori cahaya dan suara di laut serta hubungannya dengan laut, perairan
serta aplikasinya dalam pemanfaatan potensi laut, metode pengukuran parameter
laut dan lain-lain.
Mata pelajaran yang diberikan
disamping Biologi laut dan Oseanografi adalah ekologi, ikhtiologi paoli,
khtiologi sistimatika, limologi fisiologi, hewan air, planktologi dan
avertebrata air.
Post a Comment
Post a Comment