0

Catatan ini adalah kata pengantar dari buku 'Orang Tuanya Manusia'.Saya berkomitmen untuk menuliskan kembali karena merasa ini sangat bermanfaat dan bisa sedikit banyak membereskan AKAR MASALAH BANGSA INI.Semoga Bermanfaat dan Silakan BAGIKAN, demi bangsa ini dan kewibawaannya.Sedikit diedit agar lebih praktis dan mudah dibaca.

Selamat Menikmati.
Salam Ikhlas :)

INGIN HIDUP BERAPA LAMA BERSAMA ANAK KITA?
Sebuah Pengantar untuk Orang Tuanya Manusia.

By: Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari.

Bayangkan anda dalam posisi: Anda sekarang seorang Entrepreneur atau pengusaha yang memiliki lima perusahaan. Aset kelima perusahaan itu ya tak usah banyak banyak: Cukup 10 Triliun. Anda sudah mengunjungi banyak tempat indah didunia, berwisata, mencicipi berbagai makanan, berbelanja dan seterusnya. Bayangkan, anda hampir memiliki segalanya!

Tapi anda tidak berkeluarga dan tak memiliki satu cucu pun. Kira kira apa yang akan anda pikirkan? Suatu saat, anda akan sampai pada satu titik pertanyaan: untuk apa ini semua? saya sudah punya segalanya, untuk apalagi saya bekerja? Jika perusahaan saya berkembang, siapa lagi yang akan meneruskan visi atau idealisme hidup saya diperusahaan ini?Jika perusahaan saya berkembang, kemana akan diwariskan?

Jika tidak memiliki keturunan, mungkin anda bisa mewariskan kepada kerabat anda yang lain atau bahkan mewakafkan perusahaan anda kepada lembaga sosial. Tapi, apakah anda yakin memiliki cukup 'emosi' untuk menyerahkannya seikhlas kepada anak keturunan sendiri?

Tanpa disadari, kehadiran anak didunia sesungguhnya menjadi semacam energi terbarukan untuk manusia dewasa. Karena anak, para ayah bersemangat bekerja tanpa henti sebab masih harus mencapai sesuatu yang harus mereka capai: Sekolah Anak, melihat anak tumbuh besar, sukses, hingga menjadi manusia seutuhnya.

Karena anak,para ibu memiliki energi hidup setiap hari. Jika anda perempuan bekerja anda akan menemukan Oase tiada henti saat tiba dirumah, ketika seorang ibu bertemu dengan anak anak: melihat mereka tersenyum saat lelah pulang kerja, menemukan mereka berteriak kegirangan memanggil "MAMA...MAMA!" setelah seharian ditinggalkan, mendengarkan celotehan dan tingkah mereka, mendampingi masa masa remaja mereka, bahkan mungkin melihat mereka mengenakan baju wisuda dengan bangga adalah kebahagiaan yang tak pernah ternilai adanya.

Jika anda seorang ibu Rumah Tangga, apalagi! Siapa lagi yang membuat ibu RT merasa masih memiliki manfaat dalam kehidupan dan siapa lagi yang membuat anda mendapat gelar 'ibu' kalau bukan dari anak anda?

Siapa pun anda, tanpa kehadiran anak, mungkin anda masih bahagia dengan kesibukan anda sekarang. Anda punya atasan ditempat kerja, punya bawahan, punya karyawan, punya tetangga, punya guru, punya teman teman pengajian, punya mitra bisnis dan lain lain.Tapi jika anda meninggalkan dunia ini, berapa lama orang orang yang tadi disebutkan akan mendoakan anda? Siapa lagi yang akan mendoakan anda lebih lama jika  bukan anak dan anggota keluarga? 

Memang, punya anak pastilah juga beban. Anda harus membiayai sekolah, membesarkan mereka dan banyak lagi.Tetapi DEMI ALLAH! anugrah dan kebahagiaan yang anda akan dapatkan jauh lebih banyak dan tak sebanding dengan beban yang anda terima. Anak dilahirkan kedunia memang untuk menjadi rezeki bagi orang tuanya. Oleh karena itu dalam Al Qur'an, kata anak (Aulad) seringkali disandingkan dengan kata 'harta'(Amwal).Anak diturunkan untuk menyenangkan manusia.

Namun sebagaimana harta, anak yang semula diturunkan sebagai rezeki bisa saja berubah menjadi bencana yang akan mencelakakan manusia. Tak sedikit anak yang lahir cantik, lucu, rupawan dan menggemaskan, setelah beranjak remaja dan dewasa ternyata menjadi beban orang tua dan masalah bagi lingkungannya!

Ada apa ini?

BERSAMBUNG...

Post a Comment

 
Top