Catatan
ini adalah kata pengantar dari buku 'Orang Tuanya Manusia'.Saya berkomitmen
untuk menuliskan kembali karena merasa ini sangat bermanfaat dan bisa sedikit
banyak membereskan AKAR MASALAH BANGSA INI.Semoga Bermanfaat dan Silakan
BAGIKAN, demi bangsa ini dan kewibawaannya.Sedikit diedit agar lebih praktis
dan mudah dibaca.
Selamat
Menikmati.
Salam
Ikhlas :)
INGIN
HIDUP BERAPA LAMA BERSAMA ANAK KITA?
Sebuah
Pengantar untuk Orang Tuanya Manusia.
By:
Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari.
Bayangkan
anda dalam posisi: Anda sekarang seorang Entrepreneur atau pengusaha yang
memiliki lima
perusahaan. Aset kelima perusahaan itu ya tak usah banyak banyak: Cukup 10
Triliun. Anda sudah mengunjungi banyak tempat indah didunia, berwisata,
mencicipi berbagai makanan, berbelanja dan seterusnya. Bayangkan, anda hampir
memiliki segalanya!
Tapi
anda tidak berkeluarga dan tak memiliki satu cucu pun. Kira kira apa yang akan
anda pikirkan? Suatu saat, anda akan sampai pada satu titik pertanyaan: untuk
apa ini semua? saya sudah punya segalanya, untuk apalagi saya bekerja? Jika
perusahaan saya berkembang, siapa lagi yang akan meneruskan visi atau idealisme
hidup saya diperusahaan ini?Jika perusahaan saya berkembang, kemana akan
diwariskan?
Jika
tidak memiliki keturunan, mungkin anda bisa mewariskan kepada kerabat anda yang
lain atau bahkan mewakafkan perusahaan anda kepada lembaga sosial. Tapi, apakah
anda yakin memiliki cukup 'emosi' untuk menyerahkannya seikhlas kepada anak
keturunan sendiri?
Tanpa
disadari, kehadiran anak didunia sesungguhnya menjadi semacam energi terbarukan
untuk manusia dewasa. Karena anak, para ayah bersemangat bekerja tanpa henti
sebab masih harus mencapai sesuatu yang harus mereka capai: Sekolah Anak,
melihat anak tumbuh besar, sukses, hingga menjadi manusia seutuhnya.
Karena
anak,para ibu memiliki energi hidup setiap hari. Jika anda perempuan bekerja
anda akan menemukan Oase tiada henti saat tiba dirumah, ketika seorang ibu
bertemu dengan anak anak: melihat mereka tersenyum saat lelah pulang kerja,
menemukan mereka berteriak kegirangan memanggil "MAMA...MAMA!"
setelah seharian ditinggalkan, mendengarkan celotehan dan tingkah mereka,
mendampingi masa masa remaja mereka, bahkan mungkin melihat mereka mengenakan
baju wisuda dengan bangga adalah kebahagiaan yang tak pernah ternilai adanya.
Jika
anda seorang ibu Rumah Tangga, apalagi! Siapa lagi yang membuat ibu RT merasa
masih memiliki manfaat dalam kehidupan dan siapa lagi yang membuat anda
mendapat gelar 'ibu' kalau bukan dari anak anda?
Siapa
pun anda, tanpa kehadiran anak, mungkin anda masih bahagia dengan kesibukan
anda sekarang. Anda punya atasan ditempat kerja, punya bawahan, punya karyawan,
punya tetangga, punya guru, punya teman teman pengajian, punya mitra bisnis dan
lain lain.Tapi jika anda meninggalkan dunia ini, berapa lama orang orang yang
tadi disebutkan akan mendoakan anda? Siapa lagi yang akan mendoakan anda lebih
lama jika bukan anak dan anggota keluarga?
Memang,
punya anak pastilah juga beban. Anda harus membiayai sekolah, membesarkan
mereka dan banyak lagi.Tetapi DEMI ALLAH! anugrah dan kebahagiaan yang anda
akan dapatkan jauh lebih banyak dan tak sebanding dengan beban yang anda
terima. Anak dilahirkan kedunia memang untuk menjadi rezeki bagi orang tuanya.
Oleh karena itu dalam Al Qur'an, kata anak (Aulad) seringkali disandingkan
dengan kata 'harta'(Amwal).Anak diturunkan untuk menyenangkan manusia.
Namun
sebagaimana harta, anak yang semula diturunkan sebagai rezeki bisa saja berubah
menjadi bencana yang akan mencelakakan manusia. Tak sedikit anak yang lahir
cantik, lucu, rupawan dan menggemaskan, setelah beranjak remaja dan dewasa
ternyata menjadi beban orang tua dan masalah bagi lingkungannya!
BERSAMBUNG...
Post a Comment
Post a Comment